Beranda Berita Indonesia dan Belanda Tingkatkan Kerja Sama Pencegahan Terorisme Siber

Indonesia dan Belanda Tingkatkan Kerja Sama Pencegahan Terorisme Siber

36
0
Indonesia dan Belanda Tingkatkan Kerja Sama Pencegahan Terorisme Siber

Pemerintah Indonesia dan Belanda akan memperkuat kolaborasi dalam upaya mencegah terorisme siber melalui pertemuan bilateral yang berlangsung di Amsterdam, menandakan komitmen kedua negara terhadap isu keamanan global.

Ringkasan Singkat:

  • Indonesia dan Belanda mengadakan pertemuan bilateral di Amsterdam untuk membahas pencegahan terorisme.
  • Kesepakatan terbaru fokus pada pencegahan aktivitas terorisme di dunia maya.
  • Kedua pihak menekankan pentingnya pertukaran informasi dan kolaborasi berkelanjutan.

Pada Kamis, 9 Mei 2023, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mewakili Republik Indonesia mengadakan pertemuan penting dengan pihak Belanda di Amsterdam. Pertemuan ini bertujuan untuk memperkuat kerjasama dalam menanggulangi terorisme, terutama yang berkaitan dengan ancaman di dunia maya.

Dari pihak Indonesia, Kepala BNPT, Jenderal Polisi Dr. Boy Rafli Amar, M.H. menjelaskan bahwa diskusi mencakup penilaian risiko terorisme pada tingkat nasional, regional, dan global. “Salah satu inti dari pertemuan ini adalah pertukaran data dan informasi yang lebih baik antara kedua negara,” katanya.

“Mari kita sama-sama tingkatkan kerja sama dan kolaborasi,” ujar Boy Rafli Amar.

Dari sisi Belanda, Deputy National Coordinator for Counterterrorism and Security (NCTV) dan Direktur Keamanan Siber serta Ancaman Negara, Hester Somsen, juga memberikan pemaparan tentang pentingnya pertemuan ini. “Ini mencerminkan langkah signifikan dalam membangun kerjasama antara Indonesia dan Belanda di bidang penanggulangan terorisme,” ujarnya.

Perjanjian kerjasama ini didasarkan pada Memorandum of Understanding (MoU) yang sudah ditandatangani pada 19 Juli 2017 antara BNPT dan NCTV. Kerjasama tersebut tidak hanya berfokus pada penanggulangan terorisme, tetapi juga mencakup isu-isu seperti Foreign Terrorist Fighters (FTF), rehabilitasi, reintegrasi, serta tantangan penyalahgunaan internet oleh kelompok teroris.

“Ruang siber kini menjadi sarana penting bagi kelompok teroris untuk melakukan propaganda, rekrutmen, dan pendanaan. Kami berharap kerja sama ini akan lebih intensif dalam hal pengumpulan dan analisis informasi,” jelas Jenderal Polisi Eddy Hartono, Kepala BNPT yang juga turut hadir dalam pertemuan tersebut.

“BNPT berharap dengan MoU ini, kami dapat lebih efektif dalam menghadapi ancaman terorisme, terutama di dunia maya,” tambah Eddy.

Duta Besar Belanda untuk Indonesia, H.E. Mr. Marc Gerritsen, juga menekankan bahwa meskipun Indonesia tidak mengalami serangan teroris yang signifikan dalam dua tahun terakhir, kewaspadaan harus tetap dijaga. “Perhatian yang terus-menerus dalam menghadapi ancaman terorisme adalah kunci. Kami harus belajar dari situasi di luar negeri dan pengalaman yang dialami Belanda dalam hal radikalisasi,” ungkap Gerritsen.

Kedua pihak sepakat untuk mengadakan pertemuan teknis lanjutan guna menjalin kerjasama yang lebih spesifik dan terukur. Komitmen ini tidak hanya penting untuk keamanan kedua negara tetapi juga bagi stabilitas global. Melalui platform ini, informasi antara Indonesia dan Belanda akan lebih terintegrasi, serta strategi pencegahan dan penanggulangan terorisme akan semakin diperkuat.

Presiden Indonesia juga menyoroti pentingnya kerjasama bilateral, sebagaimana menjadi bagian dari strategi Presiden dalam meningkatkan hubungan ekonomi dan keamanan. Dalam rilis dari Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, diungkapkan bahwa Belanda merupakan salah satu mitra dagang terpenting Indonesia di Eropa. Namun, dia juga mengingatkan bahwa perdagangan kedua negara mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir.

“Harapan saya, trend perdagangan ini akan berbalik menjadi positif, sehingga kita perlu bekerja keras untuk mewujudkannya,” ujar Presiden.

Presiden menekankan perlunya perhatian khusus pada isu-isu seperti ekspor kelapa sawit Indonesia yang terus menghadapi tantangan kampanye negatif di Eropa. “Resolusi terbaru dari Parlemen Eropa mengenai sawit dan deforestasi menunjukkan bahwa kita masih memiliki tantangan dalam menjaga citra dan ekspor kita di pasar internasional,” jelasnya.

Pembicaraan juga meliputi peningkatan kerjasama dalam sektor pertahanan dan keamanan maritim. Meningkatnya ancaman seperti pembajakan dan perdagangan manusia di wilayah laut menjadi perhatian bersama kedua negara. Indonesia dan Belanda bertekad untuk berkolaborasi dalam menjaga keamanan maritim serta berbagi teknologi dalam sektor pertahanan.

“Seluruh masalah ini saling berkaitan; oleh karena itu, kami harus melaksanakan kerja sama yang lebih terarah dan terplan,” ujar Menko Maritim.

Dari diskusi tersebut, kedua pemimpin sepakat untuk mengadakan pertemuan trilateral yang melibatkan Malaysia dan Filipina, untuk mengonsolidasikan strategi penanggulangan terorisme di kawasan. “Urgensi kerjasama ini semakin terlihat dengan bertambahnya jumlah serangan teror di Asia dan Eropa,” tegas Presiden.

Untuk menutup pertemuan, para pemimpin menggarisbawahi bahwa kerjasama ini adalah langkah positif untuk menghadapi ancaman terorisme yang terus berkembang, serta pentingnya modernisasi dalam menghadapi tantangan keamanan global di era digital.

Dengan langkah-langkah proaktif ini, Indonesia dan Belanda menunjukkan komitmen mereka untuk menciptakan dunia yang lebih aman dan mengurangi risiko terorisme di kawasan dan global. Pertemuan ini bukan hanya sekadar diskusi, tetapi juga merupakan awal dari berbagai inisiatif yang diharapkan dapat membawa hasil nyata dalam penanggulangan terorisme dan memperkuat hubungan bilateral antara kedua negara.

Melalui dialog dan kerjasama yang berkelanjutan, baik Indonesia maupun Belanda berupaya agar bisa menjadi teladan bagi negara-negara lain dalam hal penanggulangan terorisme serta pengamanan dunia maya.