Beranda Berita Celios explains the role of AI in enhancing the Indonesian economy

Celios explains the role of AI in enhancing the Indonesian economy

35
0
Celios explains the role of AI in enhancing the Indonesian economy

Indonesia telah menyaksikan pertumbuhan pesat dalam ekonomi digitalnya dalam beberapa tahun terakhir, dengan integrasi Kecerdasan Buatan (AI) muncul sebagai katalisator signifikan untuk transformasi ini.

Ringkasan Singkat:

  • Proyeksi pertumbuhan ekonomi digital mencapai USD 202 miliar pada tahun 2030.
  • AI berperan penting dalam meningkatkan efisiensi di sektor-sektor seperti e-commerce dan fintech.
  • Dukungan pemerintah dan kesiapan publik sangat penting untuk memaksimalkan manfaat AI.

Dalam lanskap digital yang berkembang pesat, Indonesia berada di ambang transformasi yang luar biasa, yang sebagian besar didorong oleh adopsi Kecerdasan Buatan (AI). Menurut laporan bersama dari Google, Temasek, dan Bain, ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan melonjak menjadi sekitar USD 91 miliar pada tahun 2024, dengan proyeksi menunjukkan potensi pertumbuhan hingga USD 202 miliar pada tahun 2030. Ini memberikan kesempatan signifikan bagi bangsa untuk memanfaatkan AI untuk meluncurkan ekonominya ke era baru.

Penelitian dari Celios memperkirakan bahwa pada tahun 2025, sektor perdagangan online, transportasi, dan perjalanan akan menyumbang sekitar Rp 496,03 triliun untuk ekonomi, mencerminkan tingkat pertumbuhan sebesar 0,75% dibandingkan tahun 2024. Untuk mencapai target ambisius tersebut, penerapan AI menjadi semakin penting sebagai pendorong bagi ekonomi digital.

Potensi besar untuk pemanfaatan AI di Indonesia ditekankan oleh basis pengguna internet yang melebihi 220 juta. AI berfungsi sebagai solusi untuk banyak tantangan sambil sekaligus mendorong pertumbuhan di berbagai sektor ekonomi digital. Seperti yang dijelaskan oleh beberapa ahli, AI bukan hanya tren teknologi, tetapi merupakan kekuatan transformatif yang mendorong efisiensi dan inklusivitas berbagai industri.

“Keberadaan AI dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi digital Indonesia secara signifikan, memungkinkan industri seperti e-commerce, fintech, logistik, dan kesehatan untuk mencapai efisiensi operasional dan inovasi layanan yang lebih baik,” kata Nailul Huda, Direktur Ekonomi Digital Celios.

Meningkatkan E-commerce melalui AI

Di bidang e-commerce, AI memainkan peran penting dalam mempersonalisasi pengalaman belanja online. Dengan memanfaatkan pembelajaran mesin dan analitik data, platform e-commerce dapat menganalisis pola perilaku konsumen dan merekomendasikan produk yang disesuaikan dengan preferensi individu. Selain itu, AI meningkatkan manajemen inventaris dan merampingkan rantai pasokan, secara signifikan meningkatkan efisiensi operasional.

Peran AI dalam Fintech

Di sektor teknologi finansial, AI berkontribusi pada layanan yang lebih aman dan cepat. Misalnya, verifikasi identitas biometrik, analisis kredit berbasis data, dan deteksi penipuan adalah beberapa kemajuan yang dimungkinkan oleh AI. Akibatnya, layanan keuangan digital menjadi lebih mudah diakses dan aman bagi masyarakat, mendorong inklusi keuangan.

Kemajuan dalam HealthTech

Di industri healthtech Indonesia, AI menunjukkan potensinya dengan memberikan perbaikan signifikan dalam layanan kesehatan digital, terutama untuk daerah terpencil. Platform telemedicine yang didukung AI memfasilitasi diagnosis awal, konsultasi online, dan manajemen data pasien yang efisien, menekankan kekuatan transformatif AI di seluruh ekonomi digital Indonesia.

Inisiatif Pemerintah untuk Penerapan AI

Peran penting AI dalam mendukung ekonomi digital sangat terkait dengan kesiapan masyarakat Indonesia. Kesiapan publik adalah elemen kunci dalam membentuk kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk mendorong pengembangan AI, memungkinkan AI untuk menjadi pengubah permainan bagi bangsa. Kebijakan yang mendukung publik, dikombinasikan dengan kemampuan industri yang kuat, dapat mengkatalisasi potensi AI dalam ekonomi digital Indonesia.

“Kebijakan pemerintah yang mendukung adopsi AI sangat penting untuk membuka potensi besar teknologi ini bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata Muhamad Saleh, peneliti hukum di Celios.

Selain itu, laporan terbaru dari Microsoft dan LinkedIn, Work Trend Index 2024, menyoroti bahwa 92% pekerja pengetahuan di Indonesia telah menggunakan AI generatif dalam proses kerja mereka. Angka ini melampaui rata-rata global sebesar 75% dan lebih tinggi dari rata-rata Asia-Pasifik sebesar 83%. Tren ini menunjukkan bahwa pekerja Indonesia menganggap AI sebagai alat yang ampuh untuk meningkatkan produktivitas dan memfasilitasi penyelesaian tugas yang kompleks.

Tantangan dalam Adopsi AI

Meski lanskapnya menguntungkan, tantangan tetap ada dalam adopsi AI di seluruh Indonesia. Terutama, pengembangan teknologi AI dan sumber daya manusia terkait tidak merata. Area seperti Kalimantan Timur menunjukkan minat yang tumbuh pesat terhadap AI, didorong oleh kemajuan di industri energi dan infrastruktur digital. Jakarta tetap menjadi pusat teknologi dan transformasi digital, sementara Kepulauan Riau menunjukkan integrasi AI yang kuat dalam sektor manufaktur dan logistik.

Menangani Kesenjangan Modal Manusia

Namun, sebagian besar populasi masih berjuang dengan literasi digital dalam AI, menunjukkan kurangnya kesiapan untuk memanfaatkan kemampuannya. Indeks modal manusia Indonesia tertinggal di belakang negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand. Ini menekankan urgensi bagi pemerintah, khususnya melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (KOMDIGI), untuk memetakan dan menilai kesiapan publik untuk memanfaatkan AI dengan efektif.

Data dari Google menunjukkan bahwa memprioritaskan pendidikan dan pembangunan kapasitas mengenai AI sangat penting untuk mendorong tenaga kerja terampil yang mampu berkembang dalam ekonomi yang maju secara digital. Komitmen pemerintah untuk menerapkan kebijakan yang mendukung, bersamaan dengan adopsi AI yang meluas di tempat kerja, memposisikan Indonesia pada jalur yang menjanjikan untuk memanfaatkan teknologi ini untuk manfaat masyarakat yang maksimal.

Konteks Global

Dunia telah melihat negara-negara memobilisasi AI untuk mengatasi berbagai tantangan, termasuk keberlanjutan lingkungan dan pemulihan ekonomi pasca-pandemi. Indonesia memiliki kesempatan vital untuk mengikuti jejak tersebut, mengintegrasikan AI ke dalam strategi pembangunan nasional. Pendekatan kolaboratif yang melibatkan pemerintah, sektor swasta, dan akademisi sangat penting dalam menciptakan ekosistem yang kondusif bagi kemajuan teknologi.

“AI dapat secara signifikan meningkatkan lanskap ekonomi dan kesejahteraan sosial Indonesia, sehingga sangat penting bagi kita untuk memanfaatkan kemampuannya untuk pertumbuhan yang berkelanjutan,” tegaskan Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

Menjelajahi Inisiatif AI Berkelanjutan

AI juga merupakan pemain fundamental dalam mendorong inisiatif berkelanjutan dalam ekonomi Indonesia. Integrasi AI ke dalam berbagai sektor dapat meningkatkan efisiensi, mengoptimalkan penggunaan sumber daya, dan mengurangi dampak lingkungan. Seperti yang dibuktikan oleh temuan dari Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), AI berpotensi meningkatkan efisiensi energi dan keberlanjutan dalam pengelolaan sumber daya.

Misalnya, algoritma pembelajaran mesin dapat menganalisis pola lalu lintas untuk mengoptimalkan rute jaringan transportasi, yang mengarah pada pengurangan emisi karbon. Selain itu, inisiatif AI dalam energi terbarukan dapat memberikan keuntungan efisiensi yang substansial dan pengurangan emisi di sektor energi Indonesia.

Menyiapkan Jalan Menuju Ekonomi Hijau

Pemerintah Indonesia secara aktif mendukung transisi menuju ekonomi hijau yang memanfaatkan AI. Kebijakan yang mendorong investasi dalam teknologi berkelanjutan, bersama dengan insentif fiskal, sangat penting untuk memfasilitasi transisi ini. Kolaborasi antar sektor akan diperlukan untuk memastikan bahwa langkah-langkah komprehensif ada untuk mendorong pertumbuhan berbasis AI, terutama dalam praktik berkelanjutan.

“Inisiatif AI berkelanjutan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi sambil meminimalkan dampak lingkungan. Sangat penting untuk memprioritaskan integrasi AI dalam upaya keberlanjutan kita,” simpul Huda.

Arah dan Tata Kelola Masa Depan

Saat Indonesia maju menuju ekonomi digital modern yang ditandai oleh kemajuan AI, sama pentingnya untuk menetapkan kerangka tata kelola yang menangani tantangan etika dan operasional yang mungkin muncul. Kemajuan cepat AI menimbulkan risiko seperti penggantian pekerjaan dan masalah privasi, yang memerlukan kewaspadaan regulasi dan keterlibatan publik untuk mengurangi ancaman ini.

Pemikiran Penutup

Sebagai kesimpulan, adopsi AI memberikan kesempatan transformatif bagi Indonesia untuk memperkuat ekonominya yang digital. Meskipun tantangan tetap ada, langkah proaktif oleh pemerintah dalam kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan dapat memastikan bahwa AI berfungsi sebagai katalisator untuk pertumbuhan yang inklusif dan pembangunan yang berkelanjutan. Saat AI terus berkembang, fokus harus tetap pada pemanfaatan potensinya untuk mendorong inovasi dan efisiensi di seluruh sektor, yang pada akhirnya membentuk masa depan digital yang lebih cerah bagi Indonesia.